Hi sobat sosiologi !
Apakah kalian mengetahui, jikalau Negara kita Indonesia merupakan suatu negara yang majemuk atau beragam ?. Tentunya kalian mengetahuinya, hal itu adanya keberagaman yang sebagai rawan akan terjadinya sebuah konflik sosial.
Bahkan bisa mengarah terhadap kekerasan juga. Pada kesempatan kali ini, saya akan membahas mengenai konflik sosial, hal – hal yang memicu adanya sebuah konflik tersebut, sebuah dampak dari adanya konflik, serta nama istilah lain dalam menyelesaikan konflik dan manajemen konflik.
A. Pengertian Konflik Sosial
Munculnya sebuah konflik sosial tidak terjadi dengan sendirinya, dan tidak sederhana dengan apa yang kita bayangkan. Banyak faktor yang menyebabkan terjadinya konflik tersebut.
Didalam Kamus Besar Bahasa Indonesia ( KBBI ), disitu dijelaskan bahwa konflik adalah sebuah percekcokan, atau perselisihan, atau pertentangan.
Sedangkan pengertian dari konflik sosial adalah sebuah pertentangan antara anggota masyarakat yang memiliki sifat menyeluruh didalam kehidupan.
Kata konflik berasal dari bahasa latin, yaitu “configure” yang memiliki arti saling memukul.
Baca: Pengertian Interaksi Sosial
Sedangkan menurut sosiologi, konflik adalah suatu proses sosial antara dua orang atau lebih yang dimana salah satu dari mereka berusaha untuk menyingkirkan pihak lain dengan cara menghancurkannya.
Seringnya terjadi sebuah kekerasan, itu berawal dari adanya konflik yang tidak ditangani atau tidak adanya upaya dengan pengelolaan konflik secara sungguh – sungguh oleh pihak yang terkait.
Menurut Soerjono Soekanto, ia mengartikan konflik suatu rangkai yang mencapai tujuannya, dari setiap individu maupun kelompok, akan mencari cara untuk mencapai suatu tujuannya, termasuk menggunakan ancaman atau kekerasan sebagai adanya bentuk pertentangan terhadap lawannya. Hal itulah yang dinamakan konflik.
B. Sebab – Sebab Terjadinya Konflik
Setiap ada api, pasti ada asap, dan setiap adanya konflik pasti ada penyebab. Adapun dibawah ini sebab – sebab terjadinya konflik.
Berikut dibawah ini, sebab – sebab terjadinya sebuah konflik.
- Adanya suatu perbedaan perinvidu, dan ditambah adanya perbedaan karakter dari setiap individu.
- Adanya perbedaan kebudayaan, kebudayaan yang mempengaruhi adanya perkembangan atau pembentukan kepribadian seseorang. Sehingga mempengaruhi pola pikir dan tingkah laku.
- Memiliki kepentingan yang berbeda, setiap orang atau kelompok pasti memiliki sebuah kepentingan tersendiri, dan perbedaan itu yang dapat menimbulkan konflik.
- Adanya perubahan sosial, setiap individu memiliki perbedaan dalam menyikapi adanya perubahan, dan perbedaan sikap tersebut dapat menimbulkan konflik.
- Memiliki perbedaan dalam pendirian dan perasaan orang akan semakin tajam sehingga akan timbulnya sebuah bentrok perorang.
- Adanya rasa benci terhadap rivalnya.
- Adanya permasalahan dibidang ekonomi, sehingga langkanya kebutuhan sehari – hari.
- Lemahnya sebuah kepemimpinan pada setiap tingkatan, dan lemahnya sebuah hukum yang ada.
- Adanya rasa ketidakadilan oleh sebagian pihak individu atau suatu kelompok.
C. Akibat – Akibat Terjadinya Konflik.
Setiap ada sebab, pasti ada akibat. Sama dengan halnya sebuah konflik, setiap adanya sebab konflik, pasti ada akibat dari konflik tersebut. Berikut dibawah ini akibat dari terjadinya sebuah konflik.
- Bertambahnya rasa solidaritas in-group.
- Berfungsi sebagai alat perubahan sosial.
- Terjadinya suatu perubahan kepribadian.
- Terjadinya sebuah akomodasi, dominasi, dan takluknya satu pihak tertentu.
- Akan adanya sebuah goyah atau retaknya dalam persatuan kelompok.
- Akan rusaknya sebuah harta maupun benda, serta jatuhnya korban manusia.
- Adanya suatu perubahan dalam kepribadian perindividu, misalnya akan timbul rasa benci, saling curiga, maupun dendam.
D. Proses – Proses Dalam Penyelesaian Konflik.
Setiap ada awal, pasti ada akhir. Dan setiap ada awal permasalahan, pasti ada proses dari penyelesaian tersebut. Berikut dibawah ini proses – proses dalam penyelesaian suatu konflik.
1. Kompromi
yaitu untuk menyelesaikan sebuah pertikaian dengan saling mengurangi sebuah tuntutan.
2. Koersi akomodasi
Yaitu suatu proses penyelesaian sebuah pertikaian berdasarkan sebuah paksaan.
3. Mediasi
Yaitu untuk menyelesaikan sebuah konflik dengan melibatkan pihak ketiga sebagai penengah atau penasihat.
4. Arbitrasi
Yaitu sebuah penyelesaian konflik dengan melibatkan pihak ketiga yang dipilih bersama dan memiliki sebuah kedudukan yang lebih tinggi.
5. Konsiliasi
Yaitu sebuah usaha dalam mempertemukan sebuah keinginan – keinginan dari pihak yang bertikai.
6. Adjudikasi
yaitu sebuah penyelesaian suatu konflik melalui jalurpengadilan.
7. Toleransi
Yaitu sebuah sifat atau sikap yang bertoleran.
8. Stalemate
Yaitu sebuah penyelesaian masalah dapat berhenti, karena masing – masing pihak memiliki sebuah kekuatan yang seimbang.
9. Rekonsiliasi
Yaitu mengembalikan sebuah suasana persahabatan dan saling mempercayai diantara pihak yang bertikai.
E. Manajemen Konflik (Melalui Akomodasi)
- adanya salah pihak yang menang.
- Adanya sebuah kompromi atau perundingan antar pihak yang bertikai.
- Adanya rasa saling maaf atau pemberi rasa maaf dari pihak satu kepihak lainnya.
- Percapaian suatu keadaan “sepakat untuk tidak sepakat”. Contoh : sepakat untuk pisah atau cerai.
Mudah dipahami bukan ?, akhirnya semoga penjelasan yang diatas, dapat membantu kita dalam menambahkan wawasan kita dalam mempelajari ilmu sosiologi. Semoga dapat dimengerti, sampai bertemu kembali dipembahasan selanjutnya.