Seorang anak yang mengidap autisme dianggap sebelah mata. Sehingga orang tua dari anak autis seringkali harus mendapati tatapan aneh bahkan komentar negatif dari orang yang tidak paham pengertian tentang penyakit ini.
Berbagai macam reaksi ini terkadang membuat penderita dan keluarganya enggan untuk keluar dan bersosialisasi dengan masyarakat. Sebenarnya apa pengertian autisme?
Pengertian Autisme
Autisme adalah gangguan perkembangan otak yang terjadi pada masa awal perkembangan anak. Gangguan ini dapat terlihat dari kesulitan penderita untuk terlibat dalam komunikasi dan interaksi sosial. Dan seringkali orang memahami sebagai masalah perilaku.
Autis pada anak bukan berasal dari rasa malu, mencari perhatian, trauma di masa kecil, maupun kesalahan pola asuh orang tua. Anak autis mengalami kesulitan dalam kehidupan sehari-hari karena mereka tidak mampu melakukan hal-hal yang dapat dilakukan oleh anak normal lainnya.
Cara Mengetahui Apakah Anak Autis atau Tidak
Anda bisa melalukan tes sederhana untuk melihat autisme pada anak. Coba amati apakah anak tersebut secara spontan menunjuk sesuatu yang menarik perhatiannya untuk berbagi pengalaman atau tidak.
Contohnya, seorang anak yang pertama kali melihat kupu-kupu cantik akan antusias berbagi pengalaman pada ibunya dengan menunjuk kupu-kupu tersebut. Namun anak autis tidak akan melakukan hal tersebut.
Ciri lainnya, anak autis tidak akan merespon ketika sedang orang lain berbicara maupun saat orang lain memberi mainan. Ia juga tidak suka jika kita gendong atau peluk. Sulit untuk menenangkannya ketika sedang menangis atau tantrum.
Mata yang terlihat tidak fokus dan terlambat atau kesulitan berkomunikasi seperti terlambat berbicara. Jika anda melihat ciri-ciri ini terjadi pada anak, segeralah konsultasi ke dokter untuk ditindaklanjuti.
Mengapa Autisme Tidak Boleh Diabaikan?
Berdasarkan data dari WHO, kondisi ini dapat terjadi pada 1 dari 160 anak di seluruh dunia. Hal ini menunjukkan lumayan banyak penderita autis yang ada di sekitar lingkungan kita.
Sebagai orang tua tentu harus peka jika anak memiliki ciri-ciri autis. Karena jika tidak ditangani dengan tepat semenjak dini, semakin besar anak maka gejala autis akan semakin terlihat jelas. Hal ini karena spektrum autisme yang menyerang sistem perkembangan otak anak.
Namun sebagai orang tua tak perlu khawatir berlebihan akan kondisi anak autis. Terdapat penelitian bahwa ibu dengan anak pengidap autisme memiliki kemungkinan lima kali lebih besar untuk memiliki hubungan erat dengan anaknya daripada ibu dari anak yang memiliki jenis gangguan perkembangan lainnya.
Pengidap autisme bisa sembuh dan penderita bisa melanjutkan hidup dan beraktivitas sosial seperti orang normal. Asalkan mendapat penanganan yang tepat sejak dini.
Oleh karena itu penting bagi orang tua untuk selalu memahami kondisi anak secara fisik dan mental, salah satunya dengan memahami pengertian autisme pada anak yang memiliki kebutuhan khusus