Konsep Keanekaragaman
Keanekaragaman makhluk hidup pada prinsipnya dibagi menjadi tiga, yaitu:
A. Keanekaragaman Gen
Merupakan keanekaragaman variasi di dalam satu jenis makhluk hidup, misalnya sesama bunga mawar tapi berbeda warna (mawar merah, mawar putih, mawar kuning). Keanekaragaman Gen muncul akibat perkawinan atau persilangan dua individu dalam satu jenis atau satu spesies.
B. Keanekaragaman Jenis
Merupakan keanekaragaman spesies/jenis dalam satu famili (suku),misalnya suku palmae dapat berupa kelapa, pinang, aren.
C. Keanekaragaman Ekosistem
Merupakan keanekaragaman lingkungan atau ekosistem, misalnya ekosistem air dan ekosistem darat. Berikut contoh Keanekaragaman ekosistem darat :
a) Hutan hujan tropis
Curah hujan sangat tinggi, pohon sangat tinggi mencapai 55m dengan kanopi membentuk tadung, terdapat tumbuhan merambat (liana) dan tumbuhan menempel (epifit).
b) Sabana
Padang rumput yang diselingi pohon, terletak di daerah tropis, ditemukan hewan seperti macan tutul, kijang, zebra dan singa.
c) Hutan gugur
Curah hujan merata sepanjang tahun, tumbuhan yang ditemukan memiliki daun lebar, pada musim panas daun tumbuhan akan bersemi.
d) Tundra
Terletak di daerah dingin (mendekati kutub ), pada musim dingin tidak ada cahaya matahari yang berlangsung selama 9 bulan, dan musim panas hanya berlangsung selama 3 bulan. Saat memasuki musim panas tumbuhan akan mengalami pertumbuhan. Vegetasi yang dominan di bioma tundra adalah lumut kerak, sedangkan fauna yang ditemukan ialah “Muskoxem” (bison berbulu tebal) dan caribou (rusa kutub)
e) Taiga
Terletak di daerah sub tropis, pegunungan beriklim dingin dengan perbedaan suhu musim panas dan dingin sangat tinggi. Vegetasi tumbuhan yang dominan ialah tumbuhan konifer (pinus,cemara), sedangkan hewan yang hidup di kawasan taiga ialah serigala, beruang hitam, moose.
f ) Gurun
Curah hujan sangat rendah, tanah tandus dan tidak mampu meyimpan air, kelembapan udara rendah, suhu siang hari mencapai 60°C dan malam hari mencapai 0°C.
Penyebaran Flora dan Fauna di Indonesia
Indonesia merupakan Salah satu negara didunia ini yang memiliki keanekaragaman hayati yang sangat tinggi. Keanekaragaman meliputi keanekaragaman flora (tumbuhan) dan fauna (hewan). Berikut persebaran flora dan fauna indonesia.
Persebaran Flora Indonesia
Indonesia dibagi menjadi tiga wilayah yaitu Indonesia barat dengan tipe flora asiatis, Indonesia tengah dengan tipe flora peralihan, dan Indonesia timur dengan tipe flora australis. Oleh karena itu, flora tersebut dibagi menjadi tiga yaitu:
a) Flora di daratan Sunda (flora Asiatis)
Jenis flora asiatis antara lain tumbuhan jenis meranti, rotan dan nangka. Di daratan Sunda juga banyak ditemukan tumbuhan endemik yaitu tumbuhan yang hanya terdapaat dikawasan tertentu dengan batas wilayah yang sempit, misalnya bunga Rafflesia arnoldi diperbatasan Bengkulu, Jambi, dan Sumatera Selatan.
b) Flora daerah peralihan
Daerah peralihan meliwuti Sulawesi dan Nusa Tenggara. Pada daerah peralihan banyak ditemukan corak vegetasi berbeda, misalnya vegetasi sabana tropik di kepulauan Nusa Tenggara, Hutan pegunungan di Sulawesi, dan hutan Campuran di Maluku.
c) Flora di daerah Daratan Sahul (flora Australis)
Daratan Sahul meliputi darab Maluku dan Irian Jaya dan pulau kecil disekitarnya. Daratan Sahul memiliki banyak hutan tropis dengan ciri hutan sangat lebat, selalu hijau sepanjang tahun. Selain itu, di daerah Sahul juga banyak ditemukan pohon berkayu dengan harga tinggi, misalnya kayu besi, cemara, kayu merbau, eben hitam. Di daerah ini pulau banyak ditemukan hutan hutan magrove dan pandan, terutama disepanjang daerah pantai.
Persebaran Fauna di Indonesia
Persebaran fauna di Indonesia dibagi berdasarkan garis Walace dan Webber. Kedua garis tersebut telah membagi fauna Indonesia menjadi 3 tipe yaitu:
a.) Fauna tipe oriental (Asiatis)
Fauna tipe oriental atau Asiatis meliputi fauna di daerah Sumatera, Kalimantan, Bali dan Jawa.
Trik Mudah Menghafal
” Asia Suka Baja ”
Fauna Asia (Sumatera, Kalimantan, Bali dan Jawa)
Ciri-ciri fauna tipe oriental:
1. Mamalia berukuran besar
Misalnya gajah sumatera, harimau jawa, harimau sumatera, badak bercula satu, dan tapir sumatera.
2. Hewan primata
Misalnya orang utan sumatera, orang utan kalimantan, monyet, bekantan, tarsius.
3. Burung dengan warna bulu kuran menarik
Misalnya burung jalak bali, murai, rangkong.
b.) Fauna tipe peralihan
Meliputi fauna di daerah Sulawesi dan Nusa Tenggara. Fauna yang ditemukan misalnya komodo di NTT, anoa, babi, rusa, dan burung maleo di Sulawesi.
c.) Fauna tipe Australis
Meliputi fauna dikawasan Indonesia Timur (Maluku dan Papua).
Ciri fauna tipe Australis :
- Mamalia berukuran kecil
- mammalian berkantung, misalnya, kangguru pohon dan kuskus berbintik di Papua.
- Burung dengan warna bulu cerah dan menarik, misalnya burung cendrawasih, kasuari di Papua, dan burung nuri di Maluku.
Dikawasan Indonesia Timur tidak ditemukan primata.
Hutan Hujan Tropis Indonesia
Indonesia merupakan salah satu negara di dunia dengan jumlah hutan tropik terbanyak. Hutan hujan tropis di Indonesia teletak di wilayah khatulistiwa 23,5° lintang utara sampai 23,5° lintang selatan.
Ciri-ciri Hutan hujan tropis
- Pohon tinggi, beranu lebat, dengan tudung membentuk kanopi.
- Kelembapan udara cukup tinggi.
- Crush hujan sangat tinggi, terjadi sepanjang tahun.
- Vegetasi yang beraneka macam.
- Sinar matahari tidak sampai ke dasar hutan Karena terhalang oleh kanopi yang lebat.
- Daya regenerasi tanaman sangat tinggi.
Hutan hujan tropis memiliki 4 lapisan utama yang merupakan tempat hidup tanaman dan hewan dengan ciri yang berbeda.
Lapisan utama tempat hidup tanaman dan hewan
1). Lapisan tajuk kanopi (emergent)
Berada di ketinggian 30m dari permukaan atas. Lapisan ini sansat rapat tertutup Oleh cabang dan daun pohon, sehingga sinar matahari tidak dapat menembusnya. Pada lapisan ini dijumpai tanaman yang memanjat (liana), tanaman menempel (epifit) Seperti anggrek.
2). Lapisan Kanopi Atas (upper canopy)
Memiliki ketinggian 24-36 m, sehingga masih dapat ditembus cahaya meski dalam jumlah sedikit. Hewan yang mendiami lapisan ini ialah burung, kelelawar, dan primata,.
3). Lapisan Bawah Kanopi (under canopy)
Lapisan antara kanopi dan lantai hutan yang terdiri dari pohon muda, pohon yang tahan naungan seperti paku, dan semak.
Hewan yang dapat ditemukan pada lapisan ini antara lain serangga, burung, ular, kadal, dan macan tutul.
4). Lapisan hutan (forest floor)
Ialah lapisan dagar hutan yang gelap Karena tidak memperoleh cahaya, sehingga di lapisan ini ditumbuhi oleh tumbuhan yang tidak memerlukan cahaya untuk fotosintesis, misalnya jamur, bakteri, dan rayap.
Pelestarian Keanekaragaman Hayati
Pelestarian keanekaragaman hayati sangat diperlukan untuk mencegah kerusakan dan kepunahan keanekaragaman hayati.
Berikut beberapa bentuk pelestarian (konservasi) sumber daya alam hayati:
1. Pelestarian In-situ
Yaitu pelestarian flora dan fauna di dalam habitat aslinya.
Kawasan Perlindungan In-situ
In situ sendiri adalah suatu usaha pelestarian alam yang dilakukan di dalam habitat aslinya, read more..
a) Cagar Alam
Cagar Alam adalah suaka alam yang memiliki ekosistem, tumbuhan, dan hewan yang khas, misalnya cagar alam marowali di Sulawesi Tengah.
b) Suaka Marga Satwa
Suaka Marga Satwa adalah kawasan perlindungan khusus untuk hewan langka, hewan liar, misalnya suaka margasatwa muara angke di Jakarta.
c) Taman Laut
Taman Laut adalah kawasan perlindungan terhadap ekosistem laut yang memiliki kekhasan, kekayaan khusus, misalnya taman laut bunaken.
d) Taman Buru
Taman Buru adalah kawasan perlindungan khusus untuk hewan buruan yang memang diperuntukan untuk rekreasi berburu.
e) Taman National
Taman National adalah kawasan pelestarian alam yang memiliki ekosistem alami dan dikelola dengan sistem zonasi, misalnya taman nasional Gunung Leuser di Aceh.
2. Pelestarian Ex-Situ
Ex-situ sendiri adalah usaha pelestarian alam yang dilakukan di luar habitat aslinya, read more..
Pelestarian Ex-Situ adalah pelestarian ekosistem, tumbuhan, hewan, diluar habitat aslinya, misalnya, bunga Rafflesia arnoldi di kebab raya Bogor.
Share on print
PRINT ARTIKEL