Sudah sering kita mendengar keluh kesah dari teman, sahabat, atau mungkin saudara kita, atau bahkan kita sediri yang berkeluh kesah, dan tentunya kebanyakan orang menganggapnya hal remeh.
Seperti “ Ya Allah besok udah bulan baru, tapi keinginanku ngga kecapaian melulu!” atau yang menyalahkan tuhan “ Ya Allah kenapa sih rejekiku seret banget, padahal si A kerjaannya males malesan tapi Engkau lebihkan nikmatnya” atau malah membawa bawa ibadahnya untuk dijadikan alasan.
“ Ya Allah aku sudah melakukan semua syariatmu, aku sudah bertutur kata baik, menyisihkan uangku untuk bersedekah, sholat tepat waktu, berpuasa wajib dan sunnah, mengaji kitab mu, tapi kenapa hidupku hanya begini begini saja tidak ada kemajuan? Rezeki pas pasan, apa sebenarnya salahku?” dan deretan keluh kesah lainnya.
Sebagai seorang muslim tentunya kita diajarkan untuk selalu bersyukur kepada Allah atas segala nikmat yang telah diberikan oleh Allah, tapi kalau kita sedang berada di situasi seperti yg disebutkan tadi, dimanakah letak nikmat Allah yang harus kita syukuri? Kala susah kita, tidak ada uang, tidak bisa membeli apa yang kita inginkan dan lain sebagainya.
Jawabannya adalah kita harus tahu tentang hakikat nikmat itu sendiri, nikmat bukan hanya tentang sesuatu yang kita inginkan lantas dikabulkan oleh Allah, namun nikmat adalah segala hal yang telah diberikan Allah meliputi apapun itu, kita juga harus melihat nikmat dari different sight, seperti melihat apa yang kita punya sekecil apapun itu atau se remeh apapun itu, karena pastinya semua datangnya dari Allah.
Dari ibnu Amr ra bahwa Rasulullah SAW bersabda
“”Ada dua watak yang apabila keduanya terdapat dalam diri seseorang, maka Allah mencatatnya sebagai orang yang sabar dan bersyukur. Yakni, seseorang yang jika melihat orang lain lebih pintar atas dirinya dalam masalah agama, ia mengikutinya. Dan jika melihat orang lain lebih sulit dari dirinya, lalu ia memuji Allah SWT atas karunia yang .
Orang seperti inilah yang dicatat oleh Allah sebagai orang yang bersabar dan bersyukur.” (HR. Tirmidzi).
Dalam islam kita juga mengenal istilah Lapisan nikmat, apa itu lapisan nikmat? Lapisan nikmat adalah hakikat nikmat Allah yang tidak boleh kita abaikan selama hidup kita hidup kita.
